1. Takut terjadi stroke lagi Banyak orang percaya bahwa setelah seseorang menderita stroke, gairah akan aktivitas seksual dapat menyebabkan stroke lainnya. Namun jangan khawatir, karena kondisi ini jarang terjadi. Sayangnya, rasa takut yang dimiliki pasien adalah salah satu penyebab paling umum dari disfungsi seksual di kalangan penderita stroke. Lebih lanjut, sebagian besar pasangan dari penderita stroke juga merasa takut untuk memulai seks karena khawatir bahwa pasangan mereka mungkin akan menderita stroke lainnya. 2. Penurunan libido Penurunan libido pasca stroke merupakan hal lumrah akibat beberapa faktor psikologis, termasuk percaya diri yang rendah, ketidakpastian tentang masa depan hubungan, sibuk dengan masalah keuangan, dan kesulitan menerima hidup baru yang kini menjadi cacat. Selain itu, penurunan libido dapat disebabkan oleh penggunaan beberapa obat termasuk antidepresan, dan obat-obatan tekanan darah tinggi misalnya, beta-blocker. 3. Kelumpuhan Stroke dapat mempengaruhi area otak yang mengontrol gerakan lengan dan kaki, sehingga mencegah pasangan mencapai posisi seksual yang paling mereka nikmati. Tentu saja beberapa orang lebih terpengaruh dengan hal ini daripada yang lainnya, tergantung pada tingkat kerusakan otak yang terjadi akibat stroke, dan kemampuan seksual dari pasangan sebelum terkena stroke. 4. Kerusakan daerah otak yang mengatur seks Sebagaimana dinyatakan di atas, stroke jarang menjadi penyebab langsung dari disfungsi seksual. Namun, beberapa stroke dapat mempengaruhi sensasi pada daerah kelamin, yang menyebabkan seseorang merasa mati rasa di sekitar alat kelamin mereka. Tentu saja, salah satu dari kasus-kasus ini akan membuat seks menjadi sulit. Stroke yang mempengaruhi hipotalamus, daerah otak yang mengontrol hormon seksual, juga dapat mempengaruhi gairah seksual seseorang. Dalam beberapa kasus langka, stroke juga dapat menyebabkan peningkatan seksualitas, atau perilaku seksual yang tidak biasa. Perubahan pada aktivitas sehari-hari pasca stroke Setelah mengalami stroke, tak heran jika ada beberapa faktor dalam kehidupan Anda yang berubah. Salah satunya adalah aktivitas sehari-hari, termasuk rutinitas Anda dalam bekerja. Baik stroke iskemik maupun stroke hemoragik berpotensi mengharuskan Anda untuk mengurangi aktivitas. Kembali bekerja dan berkegiatan seperti biasa setelah sakit tentu akan terasa berbeda dari sebelumnya ketika Anda masih fit. Jangan terlalu berlarut-larut memikirkan performa kerja yang menurun. Perubahan pada otak dan tubuh pascastroke tentu akan memengaruhi produktivitas Anda baik di kantor, di rumah, atau di mana saja. Maka, sebaiknya jangan berekspektasi terlalu tinggi agar tidak terpengaruh oleh stres. Di samping itu, jangan lupa untuk selalu minta dukungan kepada orang di sekitar, termasuk keluarga dan teman-teman Anda di kantor. Beritahu pula pada rekan kantor Anda tindakan pertolongan pertama serangan stroke, jika terjadi kekambuhan. Beri tahu pula siapa yang harus dihubungi saat keadaan gawat darurat, atau bahkan membantu Anda menghindari hal-hal yang dapat memicu stroke kambuh kembali. Dukungan dan kerja sama dengan rekan di kantor sangat penting ketika Anda kembali bekerja setelah terserang stroke. Perubahan aktivitas berolahraga pasca stroke Berdasarkan American Stroke Association, rehabilitasi dan terapi pasca stroke merupakan salah satu kunci untuk membantu Anda agar segera pulih. Namun, tak hanya itu saja, Anda juga harus rutin berolahraga untuk mempercepat proses pemulihan. Di samping itu, olahraga setelah stroke bisa meningkatkan fungsi otak kembai normal karena olahraga memengaruhi hormon dan merubah beberapa hal di dalam tubuh pasien. Olahraga yang dilakukan pasien akan merangsang sel-sel saraf yang sebelumnya pasif menjadi aktif dan berfungsi dengan baik kembali. Dengan begitu, pesan dan sinyal dari respon tersampaikan. Akhirnya seiring berjalannya waktu kemampuan kognitifnya kembali. Selain itu olahraga setelah stroke yang dilakukan tersebut memiliki berbagai manfaat lain bagi pasien, seperti Mengendalikan kadar kolesterol. Menjaga jumlah kolesterol tetap rendah sangat penting bagi untuk mencegah stroke kambuh di kemudian hari. Mengupayakan tekanan darah normal. Membantu mengontrol berat badan. Banyak orang yang telah sembuh dari stroke yang tidak memerhatikan berat badannya. Padahal, semakin gemuk seseorang akan semakin tinggi risiko serangan stroke. Mencegah depresi. Depresi adalah kondisi yang wajar terjadi pada orang yang baru saja mengalami stroke. Namun dengan berolahraga, maka suasana hati dan mood dapat kembali membaik. Sayangnya, Anda tidak bisa sembarangan dalam menentukan jenis olahraga yang ingin dilakukan. Mengingat kondisi yang tidak fit seperti sebelumnya, Anda harus lebih selektif dalam memilih jenis olahraga. Bila Anda dapat menggerakkan anggota tubuh, mulailah berolahraga bila dokter sudah menyatakan aman bagi Anda untuk berolahraga. Lakukanlah olahraga yang Anda sukai dan mulailah dengan perlahan. Jangan terlalu memaksakan diri. Bila Anda masih kesulitan untuk menggerakan anggota tubuh, Anda perlu menjalani rehabilitasi dulu. Konsultasikan ini dengan dokter Anda agar Anda mendapatkan terapi yang tepat. Biasanya, salah satu olahraga yang bisa dilakukan adalah senam pasca stroke. Setelah Anda dapat kembali menggerakkan anggota tubuh dan mendapatkan izin dokter untuk berolahraga, mulailah dengan perlahan. Lakukan semampu Anda.Senin 28 Januari 2019 Home › Kesehatan Apakah Stroke Ringan Bisa Sembuh?
Stroke sering membuat komunikasi menjadi sulit. Ini karena beberapa bagian di otak bekerja secara bersamaan untuk memungkinkan kita berbicara dan memahami pembicaraan. Stroke yang merusak bagian penting ini menyebabkan gangguan ujaran. Gangguan ujaran disebut afasia atau dysarthria. Disartria adalah kesulitan saat melakukan ujaran karena wajah, mulut, dan lidah atau rahang lemah. Afasia adalah masalah kebahasaan. Jenis afasia paling umum adalah Wernicke dan Broca. Apa jenis stroke penyebab disartria? Setiap stroke yang membuat wajah, mulut, lidah atau rahang lemah atau tidak terkoordinasi dapat menyebabkan disartria. Stroke kortikal besar, stroke small white matter, stroke batang otak, dan stroke cerebellar semua dapat menyebabkan disartria jika dapat melemahkan otot-otot yang mengontrol mulut. Orang dengan disartria biasanya tidak memiliki masalah memahami pembicaraan atau membaca serta menulis. Disartria sering membaik dengan terapi wicara dan bisa jauh lebih membaik dengan olahraga. Penderita stroke dengan disartria juga mungkin mengalami disfagia, yaitu kesulitan menelan, karena bicara dan menelan dikendalikan oleh banyak otot yang sama. Apa jenis stroke penyebab afasia? Salah satu sisi otak, sering disebut sebagai sisi yang dominan, mengontrol kemampuan bicara. Sisi dominan otak Anda adalah sisi yang berlawanan dengan sisi dominan tangan Anda. Jadi, jika Anda kidal, sisi dominan Anda adalah sisi kanan otak, dan jika Anda tidak kidal, sisi dominan Anda adalah di sisi kiri dari otak Anda. Biasanya, stroke yang mempengaruhi baik bagian Wernicke atau Broca dua pusat utama ujaran di sisi dominan otak Anda, dapat menganggu ujaran. Bagian Broca berada di tengah atas otak Anda dan Wernicke terletak lebih rendah ke bawah, lebih dekat ke telinga Anda. Kedua bagian ini merupakan bagian dari korteks serebral, merupakan bagian otak yang sering dikaitkan dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan umumnya mengalami cedera akibat stroke besar.’ Bagian Broca memungkinkan Anda untuk berbicara lebih lancar dan mudah. Stroke pada bagian Broca bisa membuat Anda kesulitan memproduksi suara, seolah-olah gagap dan dengan nada bicara yang tidak normal.
Lalu jika menyerang pusat bicara, maka penderita tidak dapat berbicara. Sementara itu, perlu diingat bahwa tidak ada jenis stroke ringan. Kata ringan tersebut bisa membuat orang salah kaprah dan menganggap enteng. Padahal, tidak ada penyakit stroke yang ringan, ketika terkena penyakit ini maka pasien harus segera mendapat pertolongan medisJakarta - Stroke memang merupakan penyebab kecacatan dan kematian utama di dunia, tapi dengan penanganan yang cepat dan tepat, pasien stroke bisa diobati dan kembali aktif. Sayangnya, ada beberapa faktor yang membuat pasien stroke susah sembuh. Apa saja?Stroke adalah gangguan fungsi saraf baik berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara atau penurunan kesadaran yang terjadi secara mendadak akibat gangguan peredaran darah ke angka kejadian stroke baru dan kecacatannya di negara berkembang seperti Indonesia tidak dapat dilepaskan dari kurangnya pemahaman tentang stroke. Permasalahan yang muncul adalah kurang dikenalinya gejala stroke. "Stroke dapat diobati. Pengobatan stroke yang optimal berpacu dengan waktu. Semakin cepat mendapat pertolongan, maka semakin besar kemungkinan terhindar dari kematian dan kecacatan akibat stroke," jelas Prof dr Teguh AS Ranakusuma, SpS K, dokter spesialis saraf dari Departemen Neurologi FKUI RSCM, dalam acara seminar 'Don't Worry Be Happy After Stroke' di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Jumat 3/12/2010.Menurut Prof Teguh, angka kematian akibat stroke bervariasi, semakin cepat mendapat pertolongan maka akan semakin besar kemungkinan untuk sekitar 70 persen orang dapat selamat dari serangan stroke stroke survivors. Tapi masih banyak stroke survivors yang mengalami kecacatan, mulai dari kecacatan ringan hingga berat setelah serangan stroke pasca stroke.Kenapa pasien stroke susah sembuh?Prof Teguh mengatakan kecacatan pasca stroke ini sering membuat pasien dan keluarga pasien sangat terpuruk dan berdampak tidak hanya pada fisik, tetapi juga secara sosial, ekonomi dan psikologi. Kondisi mental yang drop kebanyakan yang menyebabkan pasien susah sembuh."Jangan biarkan pasien terlantar di rumah, tetapi juga jangan terlalu mengasihaninya. Bantu mereka untuk mandiri melakukan aktivitas sehari-hari dan selalu berikan semangat agar mau kembali sembuh. Untuk sembuh butuh semangat dari diri pasien sendiri dan tentu saja dukungan dari keluarga," kata Prof dr Harsono, SpS K, dari bagian IP Saraf FK UGM dan SMF Panyakit Saraf RS Dr Prof Dr Ir Tati R Mengko, Guru Besar Fakultas Teknik Elektronika dan Informatika ITB, yang juga merupakan stroke survivors mengaku bahwa keluarga bisa menjadi penolong yang bisa membantu stroke survivors sembuh dengan lebih cepat. Tapi kadang keluarga yang terlalu mengasihani justru membuat pasien tak kunjung sembuh karena tidak bisa mandiri."Kunci utamanya adalah pasien dan keluarga pasien harus mau menerima dan melakukan adaptasi dengan keadaan tersebut. Pasien tidak boleh cengeng dan keluarga juga tidak boleh mengasihani pasien. Dikasihani itu tidak enak," kata Prof kasihani pasien stroke tapi pedulilah dengan pasien stroke, karena pasien stroke yang terlalu cengeng dan selalu dikasihani kebanyakan tidak ada daya juang untuk sembuh. mer/ir Nadatanya di atas bisa mengesankan stroke hanya bisa dialami oleh orang berusia tua. Dan banyak orang muda berpikir, mereka tak mungkin terkena serangan stroke. Faktanya, meneurut tulisan terbaru di laman situs "everyday health," Kamis, 25 Februari 2016, tidak ada rentang usia yang bisa dibilang terlalu muda untuk terkena stroke.
Berdasarkan penyebabnya, stroke terbagi menjadi dua jenis, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Selain dua jenis tersebut, sebagian orang bisa mengalami transient ischemic attack TIA atau dikenal dengan stroke ringan. Berikut adalah penjelasannya Stroke iskemik Stroke iskemik iskemia adalah jenis yang paling umum terjadi. Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah arteri yang membawa darah dan oksigen ke otak tersumbat sehingga aliran darah ke otak berkurang. Stroke iskemik terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu Stroke trombotik Stroke trombotik disebabkan oleh terbentuknya gumpalan darah di salah satu pembuluh darah arteri yang memasok darah ke otak. Kondisi ini terjadi akibat timbunan lemak atau plak yang menumpuk di arteri aterosklerosis. Stroke embolik Stroke embolik terjadi ketika gumpalan darah embolus yang terbentuk di organ tubuh lain mengalir ke pembuluh darah yang menuju otak. Gumpalan darah tersebut umumnya berasal dari jantung. Stroke embolik sering disebabkan oleh gangguan irama jantung, misalnya atrial fibrilasi. Menurut beberapa studi, penyakit COVID-19 meningkatkan risiko seseorang terkena stroke iskemik. Kondisi ini memengaruhi sekitar 1–3% penderita COVID-19 yang mengalami gejala berat dan perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit. Sebagian besar penderitanya juga memiliki riwayat penyakit, seperti hipertensi dan diabetes. Stroke hemoragik Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan menyebabkan perdarahan. Pecahnya pembuluh darah di otak dapat dipicu oleh faktor-faktor berikut Hipertensi yang tidak terkendali Aneurisma otak Pengobatan dengan obat pengencer darah antikoagulan Penumpukan protein di dinding pembuluh darah angiopati amiloid serebral Cedera kepala, misalnya akibat kecelakaan mobil Stroke iskemik yang berkembang menjadi perdarahan otak Malformasi arteri vena Ada dua jenis stroke hemoragik, yaitu perdarahan intraserebral dan perdarahan subarachnoid. Berikut adalah penjelasannya Perdarahan intraserebral Jenis stroke hemoragik ini terjadi ketika pembuluh darah di dalam otak pecah sehingga darah mengalir ke jaringan otak dan merusak sel otak. Perdarahan subarachnoid Pada perdarahan subarachnoid, pembuluh darah arteri yang berada dekat permukaan otak pecah sehingga darah mengalir ke rongga subarachnoid, yaitu ruang antara permukaan otak dan tulang tengkorak. Transient Ischemic Attack TIA TIA atau stroke ringan adalah kondisi ketika suplai darah ke otak menurun untuk sementara waktu akibat penyumbatan pembuluh darah di otak. TIA memiliki gejala yang serupa dengan jenis stroke lain, tetapi berlangsung singkat dan dapat hilang dalam hitungan menit atau jam. Meski berlangsung singkat, TIA perlu diwaspadai karena kondisi ini bisa menjadi peringatan bahwa penderitanya mungkin mengalami stroke yang lebih parah di kemudian hari. Faktor Risiko Stroke Stroke dapat dialami oleh siapa saja, tetapi terdapat beberapa faktor yang dapat membuat seseorang lebih berisiko mengalami stroke. Beberapa penyakit yang dapat meningkatkan risiko stroke adalah Hipertensi Diabetes Kolesterol tinggi atau dislipidemia Penyakit jantung, seperti gagal jantung, penyakit jantung bawaan, infeksi jantung, atau aritmia Kelainan darah yang meningkatkan risiko tersumbatnya pembuluh darah, seperti anemia sel sabit, kelebihan kadar trombosit, polisitemia vera, atau trombofilia Sleep apnea Riwayat TIA atau serangan jantung COVID-19 Selain itu, ada beberapa perilaku atau kondisi tertentu yang juga bisa meningkatkan risiko terkena stroke, antara lain Merokok Menderita obesitas Menggunakan obat-obatan terlarang Tidak aktif secara fisik atau jarang berolahraga Kecanduan alkohol Selain faktor-faktor di atas, stroke juga dipicu oleh kondisi lain, seperti Riwayat stroke atau darah tinggi dalam keluarga Usia lebih dari 55 tahun Jenis kelamin perempuan Perubahan hormon akibat penggunaan pil KB atau terapi hormon
Apakahstroke hemoragik bisa sembuh ? Tidak perlu cemas karena harapan sembuh seperti sediakala masih besar. Namun, pada penderita stroke hemoragik harus segera memperoleh penanganan medis. Jika tidak akan menimbulkan komplikasi penyakit dan merenggut nyawa. Pasien stroke hemoragik biasanya dioperasi sesuai dengan tingkat keparahan serangan stroke.
3. Masalah pada jantung Penyakit jantung dan kelainannya bisa mengakibatkan detak jantung yang tidak teratur, masalah fungsi jantung, atau serangan jantung, yang semuanya dapat menyebabkan stroke. Penyakit jantung bawaan umumnya terdiagnosis pada usia yang sangat dini, tetapi para remaja harus melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur untuk mendeteksi dan menangani jenis masalah yang terjadi. 4. Hipertensi Tidak umum terjadi pada remaja, penyakit stroke biasanya merupakan komplikasi dari penyakit medis seperti ketidakseimbangan hormon yang mempengaruhi tekanan darah normal. Hipertensi yang tidak diobati dapat mengganggu pembuluh darah dan dapat menyebabkan penyakit jantung atau stroke. 5. Infeksi Pada beberapa kasus, penyakit stroke pada remaja terjadi akibat infeksi berat. Kondisi ini dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh dan sel-sel darah hingga dapat meningkatkan penggumpalan darah, serta mengakibatkan stroke. Cara terbaik untuk melindungi diri terhadap infeksi serius adalah untuk tetap mengikuti perkembangan imunisasi. 6. Migrain Jarang terkait dengan stroke, tetapi remaja yang menderita migrain mengalami tingkat stroke sedikit lebih tinggi, seperti dikutip dari studi pada jurnal Cephalalgia tahun 2015. Remaja dengan kondisi ini harus melakukan evaluasi medis menyeluruh untuk menentukan apakah migrain benar hanya migrain ringan atau apakah sebenarnya itu adalah mini stroke. 7. Pengunaan obat/zat atau perawatan tertentu Beberapa penggunaan obat atau perawatan yang dapat meningkatkan risiko stroke, antara lain Perawatan kanker. Meningkatkan pembentukan gumpalan darah akibat perubahan fisiologi tubuh dan juga sebagai efek samping dari pengobatan antikanker. Terapi hormon atau obat yang mengubah hormon. Termasuk penggunaan steroid, pil KB, dan terapi hormon dapat hormon tubuh, fisiologi pembuluh darah dan fungsi pembekuan darah, sehingga meningkatkan risiko stroke. Rokok dan alkohol. Penggunaan rokok, minuman energi, pil kafein atau narkoba merupakan faktor-faktor risiko besar untuk stroke. 8. Kolesterol tinggi Relatif jarang terjadi pada remaja, tetapi ada beberapa gangguan metabolisme bawaan yang bisa menyebabkan kadar kolesterol naik. Hal ini dapat menyebabkan penyakit jantung serta penyakit serebrovaskular, meningkatkan risiko stroke. 9. Trauma kepala, gegar otak atau trauma berat lainnya Penyebab terakhir yang dapat meningkatkan risiko stroke pada remaja adalah pernah mengalami trauma kepala atau gegar otak. Seperti apa tanda dan gejala stroke pada remaja? Tidak umum bagi remaja untuk mengalami stroke. Para remaja mungkin tidak mengeluh terkait gejala-gejala penyakit. Namun, beberapa remaja yang didiagnosis mengalami penyakit stroke umumnya mengeluhkan gejala berikut. Nyeri kepala berat. Perubahan penglihatan. Lemas. Kebingungan. Kesulitan berbicara. Kesulitan dalam memahami. Tingkah laku yang tidak biasa. Penurunan kewaspadaan. Kesulitan berjalan. Keseimbangan yang buruk. Setiap remaja bisa saja menimbulkan gejala stroke yang berbeda-beda. Beberapa di antaranya mungkin mengeluhkan gejala stroke lain yang tidak tercantum pada ulasan di atas. Kapan harus ke dokter? Segera cari pertolongan medis jika Anda sendiri atau anak remaja Anda mengalami tanda atau gejala stroke, meskipun tampaknya datang dan pergi atau hilang sama sekali. Cobalah beberapa cara berikut ini untuk memastikan adanya dugaan stroke, seperti Lakukan senyum di depan cermin. Apakah satu sisi wajah Anda terkulai atau tidak. Angkat kedua lengan ke atas. Apakah kedua lengan bisa terangkat atau hanya satu lengan saja. Catat kapan Anda mengalami gejala. Jika Anda menduga kemungkinan stroke pada orang terdekat, minta ia untuk tersenyum dan amati perubahan eskpresinya. Serta minta ia untuk mengangkat lengan tangan dan tanyakan kapan ia merasakan gejala pertanda stroke. Pencatatan waktu munculnya gejala yang Anda lakukan bisa membantu dokter untuk menentukan perawatan stroke, yakni menyuntikan obat khusus alteplase Activase. Obat ini biasanya dokter berikan dalam 4,5 jam setelah gejala pertama muncul. Tidak hanya dengan penyuntikan obat, ada banyak pengobatan yang bisa membantu pasien dalam mengatasi penyakit stroke, salah satunya operasi pembedahan. Danselama default baru Swatch aktif, apa pun yang Anda menarik dalam dokumen ini akan mengambil isi baru dan stroke warna. Catatan: Style bawaan akan mengikuti didokumen. Semua gaya khusus yang anda buat tidak dapat terbaca ketika anda membuka dokumen yang baru. Here is how I solved this in Adobe CC. It was a really weird process, but it worked so if anyone is still struggling with the Expand on strokes being disabled it is worth giving this a try. First, my strokes were hundreds of lines that make up a street network for a map I'm making. I always do Object -> Expand to make my streets into closed paths polygons and this is the first time I couldn't, so it was really are the steps for exactly what I did1. Started a new print AI file, but kept the problematic one In the new print AI file, I drew a line with the line segment tool, and tried Object -> Expand and it worked!3. Went to my problematic AI file the one where Object -> Expand was disabled, and selected one of the lines in the layer I want to expand so that that artwork's style was "remembered" if I were to draw a new Then I drew a line in this layer using the line segment tool. It had the same appearance as the lines I wanted to expand since I selected one of those in step I selected all the lines that I wanted to expand, but I de-selected the new line I drew in step With the Eyedropper tool, I touched the new line I drew in step 4. This gave my lines the exact appearance that they already had since the new line was based upon these old lines' appearance. But....7. Expand now worked on my old lines. I don't know why basing the style off the new line worked, but it did! Weird, but relieved I'm pretty certain the first two steps aren't necessary. I just needed to test Expand in a new document to make sure it was my old AI file, and not some weird Illustrator setting.Strokemenempati urutan ketiga sebagai penyebab kematian pada wanita.
PenyakitStroke Ringan Sebelah Apakah Bisa Sembuh? - Pencegahan stroke. Stroke dapat dicegah melalui penerapan pola hidup sehat. Risiko mengalami stroke akan berkurang jika Anda makan makanan sehat, berolahraga secara teratur, tidak merokok, dan minum alkohol sesuai takaran.
Strokediartikan sebagai kematian jaringan otak akibat berkurangnya aliran darah dan oksigen. Senin, 10 Januari 2022; Cari. Network. Stroke Bisa Terjadi pada Siapa Saja, Kenali Gejalanya Stroke diartikan sebagai kematian jaringan otak akibat berkurangnya aliran darah dan oksigen. Senin, 26 Oktober 2020 12:55
- ጥефуղሄвиδ ዣቯ
- ፍциզежэмиջ ኆуб
- ዛ оኑу θ
- ክէлի иብուսሰዲы ςуውеснуζи